Mejuah-juah dari Putri Karo yang sedang belajar di
Formosa
Secara akademis sejak sekolah dasar
hingga saat ini aku bukanlah seseorang yang cerdas dan berprestasi diatas
rata-rata, aku hanya masuk dalam kategori “biasa saja”. Namun aku mengenal
diriku sebagai seorang yang pemberani, suka belajar, mau mencoba dan mau
berusaha. Aku anak pertama dari 4 bersaudara. Bapakku seorang Guru di SMP
Negeri 33 Medan, Mamakku seorang pedagang, kami membuka warung di rumah, sampai
saat ini.
Dengan keadaan ekonomi kami yang
sangat sederhana aku sangat salut kepada kedua orangtuaku, mereka selalu
berprinsip, pendidikan anak-anaklah yang terutama. Aku menyelesaikan SMA dari
SMA Negeri 16 Medan pada tahun 2009, dan Puji Tuhan aku bisa melanjutkan
pendidikan tinggi di Universitas Sumatera Utara melalui kelulusanku di UMB
2009. Aku sangat bersyukur, karena orangtuaku sangat berharap aku kuliah di
Kampus Negeri saja, agar biaya tidak terlalu besar.
Cita-cita…
Hal yang kuingat hingga hari ini,
sejak kecil aku ingin menjadi Guru, tapi Guru di Universitas, Guru Besar hehe..
dan Bapakku bilang, seorang Guru Besar harus sekolah tinggi, jadi sejak kecil
aku sudah bermimpi bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Aku menyelesaikan
Sarjanaku dari Program Studi Kehutanan, (jurusan yang sering dipandang sebelah
mata) pada September 2013 dengan IP 3.37 (cukup makan). Aku memutuskan bekerja,
karena untuk melanjut master pasti butuh biaya yang tinggi, dan aku masih punya
3 orang adik yang sekolah juga.
Ditengah-tengah usaha dan
pergumulanku mencari pekerjaan, aku kembali teringat dengan impianku untuk bisa
melanjutkan master. Suatu hari, aku sharing dengan Pemimpin Kelompok Kecil
(PKK) di Kampus tentang kerinduanku ini, dan PKKku memeberikanku informasi
tentang beasiswa Taiwan. Januari 2014, aku diskusikan dengan orangtuaku, Bapak
dan Mamak setuju. Bapak bilang “Cobalah, itu impianndu sejak lama, kesempatan
tidak datang dua kali, Bapak akan dukung, doa dan dana, walaupun uang kita
tidak banyak, kalau kam mau sekolah akan bapak usahakan”. Aku mulai
mempersiapkan diri dan berkas-berkas untuk mendaftar.
Ditengah-tengah persiapanku untuk
melamar beasiswa, pada bulan Maret aku dinyatakan lulus seleksi tahap 2 pada
program Bakti Rimbawan, suatu program honorer oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, aku mengikuti seleksi ini sejak November 2013, sebelum aku
memutuskan kuliah. Aku diundang untuk mengikuti wawancara. Aku sungguh sangat
bingung, sebenarnya ingin bekerja. Aku mengutarakan kembali isi hatiku ke
Bapak, “Aku kerja saja Pak, tak usah sekolah”. Aku ingin membantu orangtua,
bukan membebani, walau dalam hati kecil sangat ingin sekolah.
Aku bersyukur Bapak bisa memberikan
pandangan yang baik, “Bapak akan lebih bangga jika kam bisa sekolah di Luar
Negeri, apalagi kalau kam dapat beasiswa, cobalah”. Jawabku, “Walaupun beasiswa
pasti akan tetap butuh biaya Pak dan belum tentu dapat beasiswa selama masa
studi”. Bapak tetap meyakinkanku, “Cobalah, tidak usah takut, coba semampu
kita, ada Tuhan, apa yang kam takutkan”. Aku semakin teguh, aku memutuskan tak
menghadiri wawancara, namun Panitia pelaksana Bakti Rimbawan menghubungiku
hingga 3 kali, menanyakan mengapa aku tak hadir wawancara, dan menanyakan
apakah aku sudah yakin tidak mau melanjutkan ke tahap selanjutnya. Cukup
membingungkan namun aku memutuskan untuk sekolah.
Mei
2014…
Aku dinyatakan lulus di National
Ilan University (NIU) dengan beasiswa partial (50%) tuition waiver dan monthly
stipend 8000NTD. Senang dan sedih. Aku diskusikan kembali dengan orangtua, dan
mereka memintaku menghitung berapa jumlah uang yang aku perlukan. Bagiku tak
masalah tak jadi melanjut sekarang, karena biaya yang cukup besar, tapi Bapakku
tetap menyemangati “Pergilah, Tuhan akan cukupkan, uang bisa dicari”. Dalam
hati aku teguhkan, “Tuhan akan bertanggung jawab atas segala yang diizinkanNya
terjadi”.
Benar,
Tuhan bertanggung jawab…
September 2014 tanggal 6 aku
terbang dari Indonesia menuju Taiwan, tepatnya Yilan County, aku satu-satunya
anak Sumatera Utara yang kuliah di NIU, bahkan hingga hari ini. Tak ada yang ku
takutkan, aku ke Taiwan untuk sekolah, bukan mengikut-ikut teman, tak masalah
sendiri, aku pasti akan menemukan teman dan saudara disini, dan hal ini benar.
Aku bertemu banyak teman yang bahkan seperti saudara sendiri, Dosen yang baik,
professional dan peduli. Aku juga menemukan keluarga yang sangat baik di
gereja.
Kesempatan kuliah di Taiwan membuatku
berdecak kagum “Wow!”. Banyak perbedaan antara negeri ini dengan Indonesia
tercinta, mulai dari kepribadian penduduknya yang jujur, pekerja keras, sistem
pendidikan yang baik, fasilitas peralatan laboratorium yang memadai, lingkungan
yang bersih, sehat, aplikasi teknologi tinggi, serta sietem transportasi yang
sangat nyaman.
Satu semester berlalu, Puji Tuhan dengan kelas yang diajarkan 80% bahasa
Cina aku bisa mengikuti pelan-pelan. Bekerja dua kali lipat, saat teman-teman
sudah mengerti, aku masih harus mencari buku dan paper dalam bahasa Inggris,
tapi itu tak menyurutkan semangatku. Tiba saatnya pelunasan administrasi, aku
membawa uang yang telah aku kumpulkan dari monthly stipend dan gaji sebagai
Research Assistant dari laboratorium, hal yang terduga terjadi, pihak kampus
memintaku untuk membayar lunas seluruh uang kuliah lebih dulu, karena belum
evaluasi, jadi beasiswa untuk tuition waiver belum dicairkan. Aku sangat
bingung, aku sudah bilang pada orangtua kalau uangku cukup, aku tak tega
tiba-tiba minta uang dalam jumlah besar. Aku berdoa, dan aku teringat Bapak
selalu bilang “setiap masalah pasti ada solusi”.
Akhirnya aku beranikan diri menghadap pihak kampus, aku jelaskan bahwa
aku hanya punya uang untuk membayar setengah uang kuliah, aku juga bilang, di
buku panduan tidak ada disampaikan kalau aku harus membayar full lebih dahulu,
jadi aku tidak mempersiapkan uang sebanyak itu. Puji Tuhan, Office of
International Affairs (OIA) sangat baik, mereka memahami kondisiku, pihak OIA
menjawab “We can understand your condition, it is a huge money, don’t worry,
enjoy your holiday, you can pay after evaluation”. Tuhan sangat bertanggung
jawab, Dia tahu apa yang aku sanggup. September 2015, semester III, adalah
waktu evaluasi beasiswa tahunan, masa penentuan beasiswa, puji Tuhan, hasil
akademikku memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa full, Sungguh Tuhan
baik. Saat ini aku mengerjakan research dan thesis, dengan harapan bisa lulus
semester IV ini.
Tak
ada yang mustahil…
“You will when you believe, Nothing is impossible in God”. Selama kita
memiliki tekad yang kuat, kerendahan hati untuk terus berusaha dan belajar,
iman kepada Tuhan, segala impian kita akan menjadi nyata. Sebagai seorang Gadis
Karo yang sudah menikmati pahit manis belajar di Negeri orang, aku memberanikan
semua Putra Putri Karo untuk berani mewujudkan mimpi dan harapan, belajar dan
bekerja keras untuk memberikan hati, tenaga dan pikiran untuk kemajuan negeri
kita Indonesia, dan khususnya Tanah Karo si Malem. Aku sangat berharap Putra
Putri Karo lebih semangat, lebih berani untuk maju, ambil bagian untuk kemajuan
Sumatera Utara, Indonesia bahkan dunia Internasional.
Aku bersyukur pada Tuhan atas
segala kemurahan dan perkenaanNya untuk hidupku. Terima kasih untuk Bapak,
Mamak, Adik-adikku, seluruh keluarga besar Sembiring/Ginting, dan teman-teman
yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Mejuah-juah
man banta kerina.
Man kerina kam senina turang si
ersura-sura sekolah, meriah kel ukurku nampati kam kerina ibas mereken
informasi bage pe penampat-penampat sidebanna si ngasup ku lakoken.
Pengarapenku kita kalak Karo la ketadingen bagepe banci muat bagin guna
kiniulin Indonesia, Kutanta Tanah Karo si Malem ras Internasional.
National Ilan University (NIU)
merupakan salah satu universitas negeri yang terletak di Yilan County, kurang
lebih 1 jam dari Taipei. NIU menyediakan beasiswa untuk mahasiswa/i
International, dengan persyaratan yang tidak terlalu sulit, informasi lengkap
dapat diakses melalui link ini http://isa.niu.edu.tw/ . Berdasarkan
pengamatanku selama studi, untuk tahap awal, NIU memberikan beasiswa full untuk
calon kandidat yang memiliki IP lebih besar dari 3,6, dan ada peluang untuk
merubah beasiswa partial menjadi full bila kita bisa memenuhi persyaratan
dengan nilai rata-rata diatas 85. Berikut informasi kontak yang bisa
teman-teman hubungi:
Nama : Susan Barbara Patricia SM
(Sembiring Meliala)
Ponsel : 0978182142
Facebook
: Susan Meliala
Email : susan.meliala26@gmail.com
Mejuwah-juwah :D
ReplyDelete