Thursday, April 7, 2016



Mejuah-juah dari Putri Karo yang sedang belajar di Formosa

Secara akademis sejak sekolah dasar hingga saat ini aku bukanlah seseorang yang cerdas dan berprestasi diatas rata-rata, aku hanya masuk dalam kategori “biasa saja”. Namun aku mengenal diriku sebagai seorang yang pemberani, suka belajar, mau mencoba dan mau berusaha. Aku anak pertama dari 4 bersaudara. Bapakku seorang Guru di SMP Negeri 33 Medan, Mamakku seorang pedagang, kami membuka warung di rumah, sampai saat ini.
Dengan keadaan ekonomi kami yang sangat sederhana aku sangat salut kepada kedua orangtuaku, mereka selalu berprinsip, pendidikan anak-anaklah yang terutama. Aku menyelesaikan SMA dari SMA Negeri 16 Medan pada tahun 2009, dan Puji Tuhan aku bisa melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sumatera Utara melalui kelulusanku di UMB 2009. Aku sangat bersyukur, karena orangtuaku sangat berharap aku kuliah di Kampus Negeri saja, agar biaya tidak terlalu besar.
Cita-cita…
Hal yang kuingat hingga hari ini, sejak kecil aku ingin menjadi Guru, tapi Guru di Universitas, Guru Besar hehe.. dan Bapakku bilang, seorang Guru Besar harus sekolah tinggi, jadi sejak kecil aku sudah bermimpi bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Aku menyelesaikan Sarjanaku dari Program Studi Kehutanan, (jurusan yang sering dipandang sebelah mata) pada September 2013 dengan IP 3.37 (cukup makan). Aku memutuskan bekerja, karena untuk melanjut master pasti butuh biaya yang tinggi, dan aku masih punya 3 orang adik yang sekolah juga.
Ditengah-tengah usaha dan pergumulanku mencari pekerjaan, aku kembali teringat dengan impianku untuk bisa melanjutkan master. Suatu hari, aku sharing dengan Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) di Kampus tentang kerinduanku ini, dan PKKku memeberikanku informasi tentang beasiswa Taiwan. Januari 2014, aku diskusikan dengan orangtuaku, Bapak dan Mamak setuju. Bapak bilang “Cobalah, itu impianndu sejak lama, kesempatan tidak datang dua kali, Bapak akan dukung, doa dan dana, walaupun uang kita tidak banyak, kalau kam mau sekolah akan bapak usahakan”. Aku mulai mempersiapkan diri dan berkas-berkas untuk mendaftar.
Ditengah-tengah persiapanku untuk melamar beasiswa, pada bulan Maret aku dinyatakan lulus seleksi tahap 2 pada program Bakti Rimbawan, suatu program honorer oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, aku mengikuti seleksi ini sejak November 2013, sebelum aku memutuskan kuliah. Aku diundang untuk mengikuti wawancara. Aku sungguh sangat bingung, sebenarnya ingin bekerja. Aku mengutarakan kembali isi hatiku ke Bapak, “Aku kerja saja Pak, tak usah sekolah”. Aku ingin membantu orangtua, bukan membebani, walau dalam hati kecil sangat ingin sekolah.
Aku bersyukur Bapak bisa memberikan pandangan yang baik, “Bapak akan lebih bangga jika kam bisa sekolah di Luar Negeri, apalagi kalau kam dapat beasiswa, cobalah”. Jawabku, “Walaupun beasiswa pasti akan tetap butuh biaya Pak dan belum tentu dapat beasiswa selama masa studi”. Bapak tetap meyakinkanku, “Cobalah, tidak usah takut, coba semampu kita, ada Tuhan, apa yang kam takutkan”. Aku semakin teguh, aku memutuskan tak menghadiri wawancara, namun Panitia pelaksana Bakti Rimbawan menghubungiku hingga 3 kali, menanyakan mengapa aku tak hadir wawancara, dan menanyakan apakah aku sudah yakin tidak mau melanjutkan ke tahap selanjutnya. Cukup membingungkan namun aku memutuskan untuk sekolah.

Mei 2014…
Aku dinyatakan lulus di National Ilan University (NIU) dengan beasiswa partial (50%) tuition waiver dan monthly stipend 8000NTD. Senang dan sedih. Aku diskusikan kembali dengan orangtua, dan mereka memintaku menghitung berapa jumlah uang yang aku perlukan. Bagiku tak masalah tak jadi melanjut sekarang, karena biaya yang cukup besar, tapi Bapakku tetap menyemangati “Pergilah, Tuhan akan cukupkan, uang bisa dicari”. Dalam hati aku teguhkan, “Tuhan akan bertanggung jawab atas segala yang diizinkanNya terjadi”.

Benar, Tuhan bertanggung jawab…
September 2014 tanggal 6 aku terbang dari Indonesia menuju Taiwan, tepatnya Yilan County, aku satu-satunya anak Sumatera Utara yang kuliah di NIU, bahkan hingga hari ini. Tak ada yang ku takutkan, aku ke Taiwan untuk sekolah, bukan mengikut-ikut teman, tak masalah sendiri, aku pasti akan menemukan teman dan saudara disini, dan hal ini benar. Aku bertemu banyak teman yang bahkan seperti saudara sendiri, Dosen yang baik, professional dan peduli. Aku juga menemukan keluarga yang sangat baik di gereja.
          Kesempatan kuliah di Taiwan membuatku berdecak kagum “Wow!”. Banyak perbedaan antara negeri ini dengan Indonesia tercinta, mulai dari kepribadian penduduknya yang jujur, pekerja keras, sistem pendidikan yang baik, fasilitas peralatan laboratorium yang memadai, lingkungan yang bersih, sehat, aplikasi teknologi tinggi, serta sietem transportasi yang sangat nyaman.
            Satu semester berlalu, Puji Tuhan dengan kelas yang diajarkan 80% bahasa Cina aku bisa mengikuti pelan-pelan. Bekerja dua kali lipat, saat teman-teman sudah mengerti, aku masih harus mencari buku dan paper dalam bahasa Inggris, tapi itu tak menyurutkan semangatku. Tiba saatnya pelunasan administrasi, aku membawa uang yang telah aku kumpulkan dari monthly stipend dan gaji sebagai Research Assistant dari laboratorium, hal yang terduga terjadi, pihak kampus memintaku untuk membayar lunas seluruh uang kuliah lebih dulu, karena belum evaluasi, jadi beasiswa untuk tuition waiver belum dicairkan. Aku sangat bingung, aku sudah bilang pada orangtua kalau uangku cukup, aku tak tega tiba-tiba minta uang dalam jumlah besar. Aku berdoa, dan aku teringat Bapak selalu bilang “setiap masalah pasti ada solusi”.
           Akhirnya aku beranikan diri menghadap pihak kampus, aku jelaskan bahwa aku hanya punya uang untuk membayar setengah uang kuliah, aku juga bilang, di buku panduan tidak ada disampaikan kalau aku harus membayar full lebih dahulu, jadi aku tidak mempersiapkan uang sebanyak itu. Puji Tuhan, Office of International Affairs (OIA) sangat baik, mereka memahami kondisiku, pihak OIA menjawab “We can understand your condition, it is a huge money, don’t worry, enjoy your holiday, you can pay after evaluation”. Tuhan sangat bertanggung jawab, Dia tahu apa yang aku sanggup. September 2015, semester III, adalah waktu evaluasi beasiswa tahunan, masa penentuan beasiswa, puji Tuhan, hasil akademikku memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa full, Sungguh Tuhan baik. Saat ini aku mengerjakan research dan thesis, dengan harapan bisa lulus semester IV ini.

Tak ada yang mustahil…
            “You will when you believe, Nothing is impossible in God”. Selama kita memiliki tekad yang kuat, kerendahan hati untuk terus berusaha dan belajar, iman kepada Tuhan, segala impian kita akan menjadi nyata. Sebagai seorang Gadis Karo yang sudah menikmati pahit manis belajar di Negeri orang, aku memberanikan semua Putra Putri Karo untuk berani mewujudkan mimpi dan harapan, belajar dan bekerja keras untuk memberikan hati, tenaga dan pikiran untuk kemajuan negeri kita Indonesia, dan khususnya Tanah Karo si Malem. Aku sangat berharap Putra Putri Karo lebih semangat, lebih berani untuk maju, ambil bagian untuk kemajuan Sumatera Utara, Indonesia bahkan dunia Internasional.
Aku bersyukur pada Tuhan atas segala kemurahan dan perkenaanNya untuk hidupku. Terima kasih untuk Bapak, Mamak, Adik-adikku, seluruh keluarga besar Sembiring/Ginting, dan teman-teman yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Mejuah-juah man banta kerina.

Man kerina kam senina turang si ersura-sura sekolah, meriah kel ukurku nampati kam kerina ibas mereken informasi bage pe penampat-penampat sidebanna si ngasup ku lakoken. Pengarapenku kita kalak Karo la ketadingen bagepe banci muat bagin guna kiniulin Indonesia, Kutanta Tanah Karo si Malem ras Internasional.
National Ilan University (NIU) merupakan salah satu universitas negeri yang terletak di Yilan County, kurang lebih 1 jam dari Taipei. NIU menyediakan beasiswa untuk mahasiswa/i International, dengan persyaratan yang tidak terlalu sulit, informasi lengkap dapat diakses melalui link ini http://isa.niu.edu.tw/ . Berdasarkan pengamatanku selama studi, untuk tahap awal, NIU memberikan beasiswa full untuk calon kandidat yang memiliki IP lebih besar dari 3,6, dan ada peluang untuk merubah beasiswa partial menjadi full bila kita bisa memenuhi persyaratan dengan nilai rata-rata diatas 85. Berikut informasi kontak yang bisa teman-teman hubungi:

Nama               : Susan Barbara Patricia SM (Sembiring Meliala)
Ponsel              : 0978182142
Facebook         : Susan Meliala
Email               : susan.meliala26@gmail.com

1 comment:

×

Powered By Facebook and Get This Widget

Follow on Google+

Powered by Blogger.

Ads Top

Follow

Popular Posts

Featured
Most Popular

Kategori

Kategori

Recent Comments

Text Widget

Text Widget

Featured

Contributors

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Recent Post

Follow

Video of the Day

Popular

Popular Posts