Aku hanyalah seorang anak yang tinggal di kota kecil. Lahir dari
keluarga sederhana. Namun, aku punya cita-cita yang tinggi, aku ingin studi
lanjut ke luar negeri. Ketika aku menceritakan mimpiku ini kepada teman-teman
atau orang di sekitarku, pada umumnya mereka tertawa, karena mereka tahu bahwa
aku hanya menyelesaikan sekolahku dari SD sampai SMA di kampung halamanku, kota
kecil yang sistem belajarnya hanya pas-pas an, tidak seperti di sekolah-sekolah
besar di ibukota.
Entah bagaimana, aku
yakin saja aku pasti bisa melanjutkan studiku di luar negeri.
“Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam
hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya. – Soekarno
Yeah…setelah lulus SMA, aku mendaftar ke universitas di luar negeri.
Dengan tekad yang kuat, doa dan usaha yang kuat, aku dinyatakan lulus diterima
di Management Science and Finance Department, National Dong Hwa University,
Taiwan.
Aku dinyatakan lulus mendapatkan beasiswa dari kampus ini. Mimpi menjadi
nyata. Kini aku ingin menceritakan
Ceritaku tentang kuliah S1 di negeri
Taiwan...
Aku sangat bahagia bisa melanjutkan kuliah S1 ku di Taiwan. Teman-teman sekelasku yang sangat baik, dan ramah. Professor, staf, senior di fakultasku, teman-teman sangat banyak membantu.
Fasilitas sekolah di sini juga sangat mendukung untuk belajar, seperti
misalnya perpustakaan yang lengkap. Perpustakaan di kampusku sangat besar
sampai 6 Lantai. Wifi gratis dengan koneksinya yang sangat lancar,
kegiatan-kegiatan untuk organisasi mahasiswa sangat didukung dan difasilitasi
kampus. Ketika kita mengajukan kegiatan dan itu bermanfaat, pihak kampus selalu
mensupport, khususnya dari segi financial dan memperlengkapi semua peralatan
yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.
Di sini tidak ada polusi udara, karena sebagian besar orang-orang
menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Selain sehat, hemat BBM
juga yah, haha…
Begitu banyak kemudahan yang aku dapat di tempat ini. Namun, kuliah di
luar negeri itu tidak hanya selalu enaknya saja. Ada suka ada duka. Aku
mendapatkan beasiswa dari kampus, bebas uang kuliah 50 %, dan aku masih harus
membayar uang kuliah 50 % lagi, membayar uang asrama, dll.
Satu bulan di Taiwan aku pernah mengalami kesulitan finansial. Biaya
hidup di luar negeri itu mahal. Karena sesuatu hal, keluargaku tidak lagi
mensupport keuanganku untuk kuliah di luar negeri. Jika tidak ada biaya untuk
melanjutkannya dan tidak ada cara untuk bertahan, maka aku harus pulang.
Setelah diskusi dengan keluarga, dan akhirnya akupun dibelikan tiket untuk
pulang ke Indonesia. Benar-benar dalam situasi yang sulit. Secara logika, aku
tidak bisa bertahan jika tidak disupport dana dari keluarga, dan jika aku
mengikuti saran keluarga untuk pulang, itu artinya aku harus mengubur
impianku untuk kuliah keluar negeri.
Aku menceritakan hal ini ke pihak kampus tentang keuangan yang kualami.
Aku menangis di depan professor ku, tiketku untuk pulang sudah dibelikan.
Karena mereka tahu dan aku meyakinkan mereka bahwa aku sangat ingin melanjutkan
studiku di kampus ini, pihak kampus sangat banyak membantuku. Akupun memilih
untuk tetap bertahan di Taiwan. Aku akan pulang setelah menyelesaikan studiku
di sini. Tiket yang sudah dibelipun hangus.
Saat itu, pihak kampus mengijinkan aku untuk kerja part time di department
ku selama 6 jam dalam seminggu. Itu sangat membantu karena aku mendapatkan gaji
walaupun sedikit tapi cukup. Aku harus menghemat biaya makanku untuk per
bulannya. Pihak departmentku juga membantu untuk mendapatkan bantuan dana dari
sekolah karena aku membutuhkannya. Setelah mengisi beberapa formulir yang di
butuhkan, pihak kampus memberikanku uang sekitar 6000 NTD. Sungguh
terlihat mereka begitu peduli dan sangat mau membantu untuk mempermudah segala
urusan. Hal seperti ini yang membuat aku semakin semangat kuliah di sini dan
bertekad untuk kembali ke Indonesia, khusus nya berbagi ilmu untuk sama- sama
membangun tanah karo, kuta kemulihen. agar bisa menerapkan ilmu yang ku dapat,
pengalaman, pola pikir, dan kinerja orang-orang yang ada di sini.
Saat itu, aku juga menceritakan tentang keuanganku kepada temanku, dia
adalah social worker asli orang Taiwan. Dia membantuku dan akhirnya ada
keluarga, yang sudah aku anggap sebagai orang tua sendiri di Taiwan, memberikan
tawaran untuk membiayai uang kuliahku selama 4 tahun. Sungguh aku tidak pernah
membayangkan hal itu. Berita
ini memang membuat ku tenang, namun aku tetap berusaha sebisa ku untuk memenuhi
kebutuhan ku selama di Taiwan. dan dengan IPK yang meningkat setiap semester
nya, kini aku mendapatkan 100% tuition waiver. Ternyata memang
benar, “ where there is a will, there is a way”
Andai saja waktu itu aku patah semangat dan langsung pulang ke
Indonesia, pasti aku tidak akan bisa menuliskan cerita ini, tentang betapa
indahnya pengalaman yang aku dapat “ketika aku kuliah di luar negeri”.
Kemudahan-kemudahan yang kita dapat di luar negri, mulai dari
transportasi, disiplin, kerja sama, membuat kita semakin mencintai negeri kita,
khusus nya tanah karo. Berharap untuk bisa cepat pulang dan membangun negeri dengan
ilmu yang telah kita dapat selama belajar di luar negeri.
Sekarang aku sudah semester 5, dan masih harus berjuang belajar lagi
untuk menyelesaikan S1-ku. Selain kuliah, aku juga bekerja part time sebagai Teaching
Asisten Profesor, Mengajar bahasa Indonesia
pada anak usia 5 tahun (Tutor), dan tentu saja melakukan hobby ku juga,
berlatih Taekwondo. Aku bergabung dalam club taekwondo di kampus ku.
Beranilah bermimpi dan bercita- cita tinggi.
Ayo, kamu juga harus mengambil bagian untuk kuliah di luar negeri! Akan
ada banyak pengalaman menarik yang akan didapatkan di sini. Karakter dan pola
pikir kita akan benar-benar dibentuk.
di tengah situasi yg begitu komplek kesulitannya, sekaligus pengharapan yg luar biasa..Tuhan tidak melepaskan tangannya, ( merinding bacanya ) .GBU.janari asalndu ????
ReplyDeleteGreat !
ReplyDeleteInspiring, keep up the good work
ReplyDeleteInspiring, keep up the good work
ReplyDeleteKak mau nanya, kalo yang s1 harus harus bisa b.mandarin? Atau ada gk program s1 yg bahasa pengantarnya b.inggris? TRims
ReplyDelete